22 Mei 2010

Puasa Arofah Puasa Sebelum Hari Raya Idul Adha


Puasa Arofah itu adalah puasa yang di lakukan pada tanggal 9 Dzulhijjah. Puasa sunnah ini khusus dilakukan pada bulah Dzulhijjah atau bulan haji. Dan puasa ini dianjurkan bagi mereka yang tidak berangkat ibadah haji. Jadi, mereka melaksanakan di kampung halamannya masing-masing.
Dari Abu Qotadah radhiyallohu ‘anhu, dia berkata, “Rasululloh shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah ditanya tentang puasa hari ‘Arofah. Maka beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, ‘Menghapuskan dosa-dosa tahun yang lalu dan tahun yang akan datang.” (Hadits shahih diriwayatkan oleh Muslim no. 1162)..

Sumber:
http://masiqbal.net/puasa-arofah-puasa-sebelum-hari-raya-idul-adha.php

18 Mei 2010

Hentarie Juheriyanta

Assalamu'alaikum Wr. Wb....

Blog ini awalnya menginformasikan tentang informasi-informasi yang berkaitan dengan Teknologi Informasi,,
Karena ada keperluan yang penting untuk sementara saya alihkan dnegan informasi-informasi yang sifatnya berdakwah, mengajak kepada blogger maupun visitor untuk tak melupakan kehidupan yang sebenarnya [kehidupan sekarang hanya sementara yang tujuuan utamanya adalah ibadah sebagai bekal nantinya]...
Dengan adanya ini,, saya tertarik untuk membuat Blog yang content-ny merupakan dakwah, informasi tentang amalan ibadah, [untuk sementara pake blog ini dulu karena sifatnya penting-mendesak,,hehe]...Insya Allah bisa,, wlo sementara sumber-sumber isinya merupakan referensi dari tulisan orang-orang...dan... nebeng/numpang blog dulu... Tapi ya gak ada salahnya untuk yang berusaha [setujukan?? hehe]...

Informasi Data Diri,,
Hentarie Juheriyanta
07650003

Email:
arie_blackcommunity07@yahoo.co.id
hentarie07@gmail.com

Sementara masih belajar di Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta  angkatan 2007 [semester VI]  di Fakultas Sains & Teknologi  ....

Buat temen-temen blogger,, saya punya referensi link address yang berkaitan dengan islam,, banyak yang menjelaskan yang insya Allah menambah pengetahuan yang pernah ada anda ketahui..
Sekian dulu dari saya,, bila ada yang tak disengaja pada penulisan yang mengandung ketidak-enakan hati,, saya minta maaf...

Wassalamu'allaikum Wr. Wb..

17 Mei 2010

Macam & Manfaat Puasa Sunnah


Setiap kewajiban memiliki nafilah (sunnah) yang dapat mempertahankan keberadaan kewajiban tersebut serta menyempurnakan kekurangannya. Shalat lima waktu misalnya, memiliki shalat-shalat sunnah baik sebelum atau sesudahnya. Demikian juga dengan zakat, yang memiliki shadaqah sunnah. Haji dan umrah merupakan hal yang wajib dikerjakan sekali seumur hidup, sedangkan selebihnya adalah sunnah.
Puasa pun demikian, puasa wajib dikerjakan pada bulan Ramadhan sedangkan puasa yang sunnah banyak sekali, di antaranya: Puasa sunnah yang tidak pasti, seperti puasa bagi orang yang belum mampu menikah. Ada pula puasa sunnah yang ditentukan misalnya puasa enam hari di bulan Syawwal. Keutamaan puasa ini adalah bahwa siapa yang mengerjakan nya setelah puasa Ramadhan, maka seakan-akan dia telah berpuasa sepanjang tahun.
Hal ini berdasarkan pada hadits Nabi shallallahu `alaihi wasallam yang bersumber dari Abu Ayyub al-Anshari radhiyallahu `anhu, bahwa Rasulullah shallallahu `alaihi wasallam bersabda, "Barangsiapa berpuasa Ramadhan, kemudian mengikutinya dengan puasa enam hari di bulan Syawwal maka ia seperti berpuasa ad-dahar (sepanjang tahun)." (HR. Muslim).
 
Selain puasa enam hari bulan Syawwal, masih ada puasa-puasa sunnah yang lainnya, di antaranya adalah:
Puasa Tiga Hari Setiap Bulan
Rasulullah shallallahu `alaihi wasallam bersabda, "Tiga hari dalam setiap bulan (hijriyah), serta dari Ramadhan ke Ramadhan, semua itu seolah-olah menjadikan pelakunya berpuasa setahun penuh." (HR. Ahmad dan Muslim)
Abu Hurairah radhiyallahu `anhu mengatakan bahwa kekasihnya (Rasulullah shallallahu `alaihi wasallam) telah mewasiatkan tiga perkara kepadanya, di antaranya adalah puasa selama tiga hari dalam setiap bulan. Yang paling utama, puasa tiga hari tersebut dilakukan pada ayyamul bidh (hari-hari putih/terang, yakni malam-malam purnama) pada tanggal 13, 14 dan 15 setiap bulannya. Dasarnya adalah hadits Abu Dzar radhiyallahu `anhu bahwa Nabi shallallahu `alaihi wasallam bersabda, "Wahai Abu Dzar, jika engkau berpuasa tiga hari pada setiap bulan, maka berpuasalah pada tanggal tiga belas, empat belas dan lima belas." (HR. Ahmad dan an-Nasa'i di dalam as-Sunan)
 
Puasa `Arafah
Disebutkan dalam shahih Muslim bahwa Nabi shallallahu `alaihi wasallam ditanya tentang puasa Arafah, beliau menjawab, "Dia (puasa Arafah) menghapuskan dosa tahun yang lalu dan tahun yang akan datang”. Demikian pula disunnahkan berpuasa pada sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah.
 
Puasa Asyura'
Rasulullah shallallahu `alaihi wasallam pernah ditanya tentang puasa Asyura' (puasa tangggal 10 Muharram), maka beliau menjawab, "Dia menghapuskan dosa tahun yang lalu”. Demikian pula secara umum puasa di bulan Muharrram, sebagaimana terdapat di dalam shahih Muslim dari Abu Hurairahradhiyallahu `anhu bahwa Nabi shallallahu `alaihi wasallam ditanya tentang puasa yang paling utama setelah puasa Ramadhan, maka beliau menjawab,"Puasa yang paling utama setelah puasa Ramadhan adalah puasa di bulan Allah al-Muharram."
 
Puasa Bulan Sya'ban
Mengenai puasa bulan Sya'ban ini, telah disebutkan di dalam ash-Shahihain dari Aisyah xberkata, "Aku tidak pernah melihat Nabi shallallahu `alaihi wasallam berpuasa selama sebulan penuh kecuali di bulan Ramadhan. Dan aku tidak pernah melihat beliau memperbanyak puasa seperti yang dilakukannya pada bulan Sya'ban."Disebutkan dalam riwayat yang lain, "Beliau banyak berpuasa pada bulan itu, kecuali hanya sedikit hari-hari (beliau berbuka) di dalamnya.
 
Puasa Senin Kamis
Ketika Rasulullah shallallahu `alaihi wasallam ditanya tentang puasa pada hari Senin maka beliau bersabda, "Itu adalah hari aku dilahirkan, hari aku diutus sebagai Nabi, atau hari diturunkannya al-Qur'an kepadaku." Di dalam riwayat yang bersumber dari Aisyah radhiyallahu `anha dia berkata,  "Nabi shallallahu `alaihi wasallam senantiasa menjaga puasa Senin dan Kamis”. (HR. Lima Imam ahli hadits, kecuali Abu Dawud). Diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu `anhu bahwa Nabi shallallahu `alaihi wasallam bersabda,"Amal-amal itu diperlihatkan pada hari Senin dan Kamis, maka aku senang jika amalku ditampakkan pada saat aku sedang berpuasa." (HR at-Tirmidzi)
 
Puasa Nabi Dawud
Tentang puasa Nabi Dawud ini terdapat dalam riwayat al-Bukhari bahwa Abdullah Ibnu Amr radhiyallahu `anhu pernah berkata kepada Nabi shallallahu `alaihi wasallam, "Demi Allah aku akan berpuasa pada siang hari dan bangun pada malam hari terus menerus selama hidupku."
Ketika hal itu disampaikan kepada Rasulullah shallallahu `alaihi wasallam maka beliau bersabda, "Sesungguhnya engkau tidak akan mampu melakukan hal tersebut, karena itu berpuasa dan berbukalah, bangun dan tidurlah, berpuasalah engkau tiga hari dalam setiap bulannya, karena satu kebaikan akan dibalas sepuluh kali lipat, dan itu seperti puasa ad-Dahr (sepanjang tahun).
Tatkala mendengar jawaban dari Nabi shallallahu `alaihi wasallam ini Abdullah Ibnu Amr radhiyallahu `anhu berkata, "Sesungguhnya aku mampu melakukan yang lebih baik daripada itu. Maka beliau bersabda, "Berpuasalah satu hari dan berbukalah (tidak berpuasa) dua hari." Abdullah Ibnu Amr radhiyallahu `anhu menjawab, "Sesungguhnya aku mampu melakukan yang lebih baik daripada itu." Rasulullah shallallahu `alaihi wasallam lalu bersabda, "Berpuasalah satu hari dan berbukalah satu hari, yang demikian itu adalah puasa Dawud, puasa tersebut adalah puasa yang paling baik."
Lalu Abdullah bin Amr radhiyallahu `anhu berkata, "Sesungguhnya aku mampu melakukan yang lebih baik daripada itu." Maka Nabi shallallahu `alaihi wasallam bersabda, "Tidak ada yang lebih baik daripada puasa tersebut."
 
PENGARUH PUASA SUNNAH
1. Puasa sunnah dapat dipergunakan seorang hamba untuk mendekatkan diri kepada Rabb-Nya, karena membiasakan diri berpuasa di luar puasa Ramadhan merupakan tanda diterimanya amal perbuatan, insya Allah. Hal ini karena Allah subhanahu wata'ala jika menerima amal seorang muslim maka dia akan memberikan petunjuk kepadanya untuk mengerjakan amal shalih setelahnya.
2. Puasa Ramadhan yang dikerjakan seorang muslim untuk Rabbnya dengan penuh keimanan dan pengharapan pahala, akan menyebabkan seorang muslim mendapatkan ampunan atas dosa-dosa sebelumnya. Orang yang yang berpuasa akan mendapatkan pahala pada hari Idul Fithri, karena hari itu merupakan hari penerimaan pahala. Maka puasa setelah berlalunya Ramadhan merupakan bentuk rasa syukur terhadap nikmat ini, bagi hubungan seorang muslim dengan Rabbnya.
3. Puasa sunnah merupakan janji seorang muslim untuk Rabbnya bahwa ketaatan itu akan terus berlangsung dan tidak hanya pada bulan Ramadhan saja, bahwa kehidupan ini secara keseluruhannya adalah ibadah. Dengan demikian puasa itu tidak berakhir dengan berakhirnya bulan Ramadhan, tetapi puasa itu terus disyari'atkan sepanjang tahun. Maha benar Allah subhanahu wata'ala yang telah berfirman,"Katakanlah, "Sesungguhnya shalatku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Rabb semesta alam." (QS. 6:162)
4. Puasa sunnah menjadi sebab timbulnya kecintaan Allah subhanahu wata'ala kepada hamba-Nya serta sebab terkabulnya doa, terhapusnya kesalahan-kesalahan, berlipatgandanya kebaikan kebaikan, tingginya derajat serta sebab keberuntungan mendapatkan surga yang penuh dengan kenikmatan.

Sumber:

Keutamaan Shalat Malam


Shalat malam memiliki beberapa keutamaan yang besar,  diantaranya adalah :
1. Nabi SAW sangat memperhatikan shalat malam hingga dalam riwayat beliau sampai pecah-pecah kedua telapak kaki.
Diriwanyaatkan dari Aisyah RA: “Sungguh Nabi SAW shalat malam hingga merekah kedua telapak kakinya. Aisyah berkata kepada beliau :”Mengapa engkau melakukan hal ini, wahai Rosulullah, padahal Allah SWT telah mengampuni dosa-dosamu yang telah lalu dan yang akan datang?”, Beliau menjawab, “Apa aku tidak ingin menjadi hamba yang bersyukur?” (HR Bukhori dan Muslim)

2. Shalat malam merupakan sebab utama bagi sesorang untuk bisa masuk syurga.
Abdullah bin salam RA pernah bercerita : “Pada waktu Rasulullah SAW tiba di Madinah, orang-orang menyambut dengan perkataan :”Rasulullah SAW tiba! Rasulullah SAW tiba!, begitulah suara teriakan terdengar“. Sayapun datang bersama banyak orang, karena ingin melihat beliau. Setelah bisa melihat beliau secara jelas, saya pun tahu bahwa wajah Beliau bukanlah wajah pendusta. Dan sabda beliau yang pertama kali saya dengan adalah:“Wahai manusia, sebarkan salam, berilah makan, sambunglah kekerabatan dan shalatlah di saat manusia terlelap tidur pada saat malam niscaya engkau masuk syurga, kampung keselamatan” (HR Ibnu Majah)

3. Shalat malam merupakan salah satu cara untuk menaikkan derajat dalam kamar-kamar syurga
Diriwayatkan dari Abu Malik Al Asy’ari RA bahwasanya Rosulullah SAW pernah bersabda: “Sungguh dalam surga terdapat kamar-kamar yang bagian dalamnya terlihat dari luar dan bagian luarnya terlihat dari dalam. Kamar-kamar itu Allah sediakan untuk orang yang memberi makan, melembutkan perkataan, mengiringi puasa Ramadhan, menebar salam dan asyik shalat malam di saat manusia terlelap tidur”. (HR. Ahmad, Ibnu hibban dan At-tirmidzi)

4. Orang-orang yang membiasakan shalat malam adalah orang-orang yang berbuat ihsan dalam ibadah sehingga layak untuk mendapatkan rahmat dan syurga.
Di waktu malam, sedikit sekali mereka tidur. Dan pada waktu sahur mereka beristighfar” (QS. Adz-Dzariat : 17-18)

5. Shalat malam merupakan penutup kesalahan dan penghapus dosa
Rasulullah SAW bersabda :”Hendaklah kalian melaksanakan shalat malam karena shalat malam itu merupakan kebiasaan orang-orang shaleh sebelum kalian, ibadah yang mendekatkan diri kepada Tuhan kalian, serta penutup kesalahan dan penghapus dosa”. (HR. At-Tirmidzi)

6. Shalat malam merupakan shalat paling utama setelah shalat fardhu
Rasulullah SAW bersabda :”Puasa yang paling utama setelah puasa Ramadhan adalah puasa di bulan Muharam, bulannya Allah. Sedangkan shalat yang paling utama setelah shalat wajib adalah shalat malam”. (HR. Muslim)

7. Kemuliaan orang beriman ada dengan shalat malam
Berdasarkan hadist yang diriwayatkan dari Sahl bin Sa’ad RA katanya :”Pernah jibril datang menemui Nabi SAW lalu berkata :”Hai Muhammad, hiduplah sesukamu karena kau pasti akan mati. Cintailah siapa saja orang yang kau suka karena sungguh kau akan berpisah dengannya. Berbuatlah sesukamu karena sesungguhnya kau akan dibalas dengan perbuatanmu itu”. Kemudian jibril berkata,”Hai Muhammad, kemuliaan orang beriman ada dengan shalat malam. Dan kegagalan orang beriman adalah sikap mandiri dari bantuan orang lain.” (HR. AL Hakim)


Sumber :
Tahajud Nabi oleh sa’id bin ali al qaththani

16 Mei 2010

Manfaat Gerakan dalam Shalat


Sujud Bikin Cerdas
Shalat adalah amalan ibadah yang paling proporsional bagi anatomi tubuh manusia. Gerakan-gerakannya sudah sangat melekat dengan gestur (gerakan khas tubuh) seorang muslim. Namun, pernahkah terpikirkan manfaat masing-masing gerakan? Sudut pandang ilmiah menjadikan shalat gudang obat bagi berbagai jenis penyakit!
Saat seorang hamba telah cukup syarat untuk mendirikan salat, sejak itulah ia mulai menelisik makna dan manfaatnya. Sebab salat diturunkan untuk menyempurnakan fasilitasNya bagi kehidupan manusia. Setelah sekian tahun menjalankan salat, sampai di mana pemahaman kita mengenainya?

Takbiratul Ihram
Postur: berdiri tegak, mengangkat kedua tangan sejajar telinga, lalu melipatnya di depan perut atau dada bagian bawah.
Manfaat: Gerakan ini melancarkan aliran darah, getah bening (limfe) dan kekuatan otot lengan. Posisi jantung di bawah otak memungkinkan darah mengalir lancar ke seluruh tubuh. Saat mengangkat kedua tangan, otot bahu meregang sehingga aliran darah kaya oksigen menjadi lancar. Kemudian kedua tangan didekapkan di depan perut atau dada bagian bawah. Sikap ini menghindarkan dari berbagai gangguan persendian, khususnya pada tubuh bagian atas.

Rukuk
Postur
: Rukuk yang sempurna ditandai tulang belakang yang lurus sehingga bila diletakkan segelas air di atas punggung tersebut tak akan tumpah. Posisi kepala lurus dengan tulang belakang.
Manfaat: Postur ini menjaga kesempurnaan posisi dan fungsi tulang belakang (corpus vertebrae) sebagai penyangga tubuh dan pusat syaraf. Posisi jantung sejajar dengan otak, maka aliran darah maksimal pada tubuh bagian tengah. Tangan yang bertumpu di lutut berfungsi relaksasi bagi otot-otot bahu hingga ke bawah. Selain itu, rukuk adalah latihan kemih untuk mencegah gangguan prostat.

I'tidal
Postur: Bangun dari rukuk, tubuh kembali tegak setelah, mengangkat kedua tangan setinggi telinga.
Manfaat: Ftidal adalah variasi postur setelah rukuk dan sebelum sujud. Gerak berdiri bungkuk berdiri sujud merupakan latihan pencernaan yang baik. Organ organ pencernaan di dalam perut mengalami pemijatan dan pelonggaran secara bergantian. Efeknya, pencernaan menjadi lebih lancar.

Sujud
Postur
: Menungging dengan meletakkan kedua tangan, lutut, ujung kaki, dan dahi pada lantai.
Manfaat: Aliran getah bening dipompa ke bagian leher dan ketiak. Posisi jantung di atas otak menyebabkan darah kaya oksigen bisa mengalir maksimal ke otak. Aliran ini berpengaruh pada daya pikir seseorang. Karena itu, lakukan sujud dengan tuma'ninah, jangan tergesa gesa agar darah mencukupi kapasitasnya di otak. Postur ini juga menghindarkan gangguan wasir.
Khusus bagi wanita, baik rukuk maupun sujud memiliki manfaat luar biasa bagi kesuburan dan kesehatan organ kewanitaan.

Duduk
Postur
: Duduk ada dua macam, yaitu iftirosy (tahiyyat awal) dan tawarruk (tahiyyat akhir). Perbedaan terletak pada posisi telapak kaki.
Manfaat: Saat iftirosy, kita bertumpu pada pangkal paha yang terhubung dengan syaraf nervus Ischiadius. Posisi ini menghindarkan nyeri pada pangkal paha yang sering menyebabkan penderitanya tak mampu berjalan. Duduk tawarruk sangat baik bagi pria sebab tumit menekan aliran kandung kemih (urethra), kelenjar kelamin pria (prostata) dan saluran vas deferens. Jika dilakukan. dengan benar, postur irfi mencegah impotensi.
Variasi posisi telapak kaki pada iffirosy dan tawarruk menyebabkan seluruh otot tungkai turut meregang dan kemudian relaks kembali. Gerak dan tekanan harmonis inilah yang menjaga. kelenturan dan kekuatan organ-organ gerak kita.

Salam
Gerakan
: Memutar kepala ke kanan dan ke kiri secara maksimal.
Manfaat: Relaksasi otot sekitar leher dan kepala menyempurnakan aliran darah di kepala. Gerakan ini mencegah sakit kepala dan menjaga kekencangan kulit wajah.

Beribadah secara, kontinyu bukan saja menyuburkan iman, tetapi mempercantik diri wanita luar-dalam.

Pacu Kecerdasan
Gerakan sujud dalam salat tergolong unik. Falsafahnya adalah manusia menundukkan diri serendah-rendahnya, bahkan lebih rendah dari pantatnya sendiri. Dari sudut pandang ilmu psikoneuroimunologi (ilmu mengenai kekebalan tubuh dari sudut pandang psikologis) yang didalami Prof Sholeh, gerakan ini mengantar manusia pada derajat setinggi-tingginya. Mengapa? Dengan melakukan gerakan sujud secara rutin, pembuluh darah di otak terlatih untuk menerima banyak pasokan darah. Pada saat sujud, posisi jantung berada di atas kepala yamg memungkinkan darah mengalir maksimal ke otak.
Itu artinya, otak mendapatkan pasokan darah kaya oksigen yang memacu kerja sel-selnya. Dengan kata lain, sujud yang tumakninah dan kontinyu dapat memacu kecerdasan.
Risetnya telah mendapat pengakuan dari Harvard Universitry, AS. Bahkan seorang dokter berkebangsaan Amerika yang tak dikenalnya menyatakan masuk Islam setelah diam-diam melakukan riset pengembangan khusus mengenai gerakan sujud.

Perindah Postur
Gerakan-gerakan dalam salat mirip yoga atau peregangan (stretching). Intinya untuk melenturkan tubuh dan melancarkan peredaran darah. Keunggulan salat dibandingkan gerakan lainnya adalah salat menggerakan anggota tubuh lebih banyak, termasuk jari kaki dan tangan.
Sujud adalah latihan kekuatan untuk otot tertentu, termasuk otot dada. Saat sujud, beban tubuh bagian atas ditumpukan pada lengan hingga telapak tangan.
Saat inilah kontraksi terjadi pada otot dada, bagian tubuh yang menjadi kebanggaan wanita. Payudara tak hanya menjadi lebih indah bentuknya tetapi juga memperbaiki fungsi kelenjar air susu di dalamnya.

Mudahkan Persalinan
Masih dalam pose sujud, manfaat lain bisa dinikmati kaum hawa. Saat pinggul dan pinggang terangkat melampaui kepala dan dada, otot-otot perut (rectus abdominis dan obliquus abdominis externuus) berkontraksi penuh. Kondisi ini melatih organ di sekitar perut untuk mengejan lebih dalam dan lama. Ini menguntungkan wanita karena dalam persalinan dibutuhkan pernapasan yang baik dan kemampuan mengejan yang mencukupi. Bila, otot perut telah berkembang menjadi lebih besar dan kuat, maka secara alami ia justru lebih elastis. Kebiasaan sujud menyebabkan tubuh dapat mengembalikan serta mempertahankan organ-organ perut pada tempatnya kembali (fiksasi).

Perbaiki Kesuburan
Setelah sujud adalah gerakan duduk. Dalam salat ada dua macam sikap duduk, yaitu duduk iftirosy (tahiyyat awal) dan duduk tawarruk (tahiyyat akhir). Yang terpenting adalah turut berkontraksinya otot-otot daerah perineum. Bagi wanita, inilah daerah paling terlindung karena terdapat tiga lubang, yaitu liang persenggamaan, dubur untuk melepas kotoran, dan saluran kemih.
Saat duduk tawarruk, tumit kaki kiri harus menekan daerah perineum. Punggung kaki harus diletakkan di atas telapak kaki kiri dan tumit kaki kanan harus menekan pangkal paha kanan. Pada posisi ini tumit kaki kiri akan memijit dan menekan daerah perineum. Tekanan lembut inilah yang memperbaiki organ reproduksi di daerah perineum.

Awet Muda
Pada dasarnya, seluruh gerakan salat bertujuan meremajakan tubuh. Jika tubuh lentur, kerusakan sel dan kulit sedikit terjadi. Apalagi jika dilakukan secara rutin, maka sel-sel yang rusak dapat segera tergantikan. Regenerasi pun berlangsung lancar. Alhasil, tubuh senantiasa bugar.

Gerakan terakhir, yaitu salam dan menengok ke kiri dan kanan punya pengaruh besar pada kekencangan. kulit wajah. Gerakan ini tak ubahnya relaksasi wajah dan leher. Yang tak kalah pentingnya, gerakan ini menghindarkan wanita dari serangan migrain dan sakit kepala lainnya.

Istirahat Sehat dengan Sholat Dhuha


Rasululloh Shallallohu ‘alaihi wa Sallam bersabda, “Setiap tulang dan persendian badanmu ada sedekahnya, setiap tasbih adalah sedekah, setiap tahmid adalah sedekah, setiap tahlil adalah sedekah, setiap takbir adalah sedekah, setiap amar ma’ruf adalah sedekah, dan setiap nahi munkar adalah sedekah. Maka yang dapat mencukupi hal itu hanyalah dua raka’at yang dilakukannya dari sholat dhuha.” (Ahmad, Muslim, dan Abu Dawud)
Sholat dhuha merupakan sebuah shalat sunnah yang sering dilakukan Rasululloh Shallallohu ‘alaihi wa Sallam. Sholat dhuha dilaksanakan pada waktu tinggi matahari sudah sepenggalah, sedangkan batas waktunya adalah sebelum matahari tepat berada di atas ubun-ubun. Waktu sholat dhuha ini merupakan waktu seseorang mulai bersemangat melakukan kerja. Nah, apa saja manfaat sholat dhuha ini sehingga Rasululloh Shallallohu ‘alaihi wa Sallam pernah mewasiatkan Abu Hurairah untuk melakukannya.
MEREGANGKAN OTOT MELENTURKAN SENDI
Manfaat sholat untuk kesehatan salah satunya adalah untuk peregangan otot dan kelenturan sendi. Tentu saja, ini berlaku untuk semua sholat, baik yang wajib maupun yang sunnah. Termasuk sholat dhuha tentunya.
Tapi sholat dhuha itu punya kelebihan sendiri lho. Sholat dhuha disyari’atkan dilaksanakan pada waktu yang pas, dimana saat tubuh memerlukan energi namun juga harus bersiap menghadapi pekerjaan dan bebannya.
Rasululloh Shallallohu ‘alaihi wa Sallam bersabda, “Dalam tubuh manusia terdapat 360 persendian, dan ia wajib bersedekah untuk tiap persendiannya.” Para sahabat bertanya, ‘Siapa yang sanggup wahai Rasululloh?’ Beliau menjawab, “Ludah dalam masjid yang dipendamnya atau sesuatu yang disingkirkan dari jalan. Jika ia tidak mampu, maka dua raka’at dhuha sudah mencukupinya.” (Ahmad dan Abu Dawud)
Subhanalloh, salah satu hak persendian yang wajib kita tunaikan tentu saja adalah perawatan dengan peregangan dan pelenturan. Dan ini dikatakan oleh Rasululloh Shallallohu ‘alaihi wa Sallam cukup dilakukan dengan dua rakaat sholat dhuha.
Dr. Ibrahim Kazim, seorang dokter, peneliti, dan direktur Trinidad Islamic Academy, menyatakan, “Gerakan yang teratur dan diulang-ulang pada tubuh saat seseorang shola akan menguatkan otot tubuh, tendon, kelenturan sendi, serta sistem kardiovaskuler.”
Demikianlah manfaat kesehatan pada shalat. Apalagi sholat dhuha yang dikerjakannya menjelang siang, maka sholat dhuha itu pas banget sebagai media relaksasi, peregangan, dan persiapan menghadapi tantangan sehari-hari.

MEREDAKAN STRES
Tidak hanya itu, sholat dhuha ini berguna juga untuk menangkal stres yang mungkin timbul pada kegiatan sehari-hari. Misalnya aja, saat kuliah dosennya killer atau pelajarannya buat pusing pikiranmu. Hal-hal kayak gitu tentunya bisa bikin stres. Sholat dhuha mampu meminimalisir resiko stress seperti ini. Lho. . .bisa ya?
Dr. Ibrahim Kazim berkata lagi, “Secara bersamaan, ketegangan di pikiran akan berkurang disebabkan komponen spiritual saat sholat, dengan adanya sekresi enkefalin, endorphin, dinorfin dan semacamnya.”
Enkefalin dan endorphin merupakan zat sejenis morfin, termasuk opiate. Efek keduanya tidak berbeda dengan opiate lainnya. Zat semacam ini meredakan ketegangan. Bedanya, enkefalin dan endorphin merupakan zat alami,diproduksi oleh tubuh, sehingga manfaatnya tentunya untuk keperluan tubuh dan terkontrol. Jika morfin non-alami bisa memberi rasa tenang dan senang namun kemudian ketagihan dan efek negatif lainnya, maka endorphin dan enkefalin tidak. Mereka memberi rasa tenang, rileks, bahagia, lega secara alami. Hasilnya, seseorang tampak lebih pede, optimis, hangat, menyenangkan.
Subhanalloh, inilah dia sebagian hikmah sholat dhuha yang disyari’atkan Alloh untuk manusia; untuk peregangan otot dan pereda stres. Tapi kita sebagai mukmin yang taat harus ingat bahwa niat kita beribadah tu hanya untuk meraih ridho Alloh saja. Jadi kita melaksanakan sholat dhuha berniat hanya untuk Alloh, sedangkan manfaatnya di atas itu hanyalah efek samping saja. Keep istiqomah !


Sumber:
Ibadah Sunnah © 2008 Template by:
SkinCorner